Selasa, 15 Desember 2020

Nikah Muda Dan Ditinggal Suami Karena Lahirkan Anak Cacat

  


Ketika suatu pasangan dikaruniai seorang anak, tentunya mereka akan sangat bahagia. Namun hal ini tidak terjadi di pasangan Dina Oktavia (21 tahun) dan Muhammad Abdul Aziz (23 tahun). Saat mengetahui kalau anak yang dilahirkannya mengalami cacat pada wajah, sang suami justru meninggalkan istrinya. Kisah Dina ini kemudian mengundang simpati dari banyak pihak untuk membantunya. 

Banyak pihak yang tersentuh ketika kisah yang dialami oleh Dina Oktavia ini mulai terangkat ke media sosial. Mulai dari Pemkot Surabaya, Permprov Jatim, Berbagai komunitas sosial hingga dari pribadi. Kekompakan warga warga Kota Surabaya memang patut di acungi jempol. Kekompakan inilah yang akhirnya bisa membuat Dina Oktavia mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Saat ini Dina, kakak dan ibundanya sudah berpindah kediaman. Dari yang awalnya berada di rumah kontrakan Jl.Jojoran Stal, sekarang sudah mendiami rumah susun di kawasan Gunung Sari Surabaya.

Setelah Dina Oktavia dan anaknya Pandu bisa mendapatkan hidup yang lebih nyaman, sekarang banyak netizen yang menanyakan suami dari Ibu muda ini. Bahkan banyak pula yang menghujatnya karena tega meninggalkan istri dan anaknya. 

Bahkan, banyak juga netizen yang langsung men-DM akun dari Muhammad Abdul Aziz ini. Entah darimana para netizen ini mengetahuinya. Dan tampaknya cuitan dari para netizen ini membuat pemuda berusia 23 tahun ini meradang. Melalui media sosialnya, "abdul al aziz" menuliskan pembelaannya :

Mereka yang benar2 mengenal saya pasti akan berpikir 2x untuk mempercayai semua semua berita yang ada di banyak media yang beredar. Bagi pengikut akun ini pasti pernah melihat sendiri story yang sebelumnya saya buat sendiri dengan istri saya. Mulai dari jalan2, makan2, seneng2 dan sebagainya.

Saya hanya menegaskan bahwasannya, semua berita yang ada dimedia yang beredar dan yang sedang memojokkan saya itu semua tidak benar. Dan semuanya ngawur.

Untuk teman2 saya yang tau siapa saya dan benar2 mengenal saya, saya percaya kalian pasti meragukan kebenaran berita tersebut.

Bagi teman2 saya yang mungkin percaya dengan berita tersebut, saya minta tolong dengan sangat dan rasa hormat, tolong untuk berpikir lagi dan tidak menilai darisatu sisi saja. Karena pada dasarnya mereka yang membuat berita tersebut tidak tau keadaan yang sebenarnya.  

Tentunya saat ini semua netizen sedang menunggu-nunggu suami dari Dina Oktavia ini untuk memberikan keterangan secara resmi. Namun meskipun demikian, sepertinya Dina Oktavia sudah bulat tekadnya untuk mengurus perceraian dan bermaksud untuk membesarkan bayi Pandu seorang diri.

Kisah Lengkap Bocah SD Viral Kerja Demi Bayar Cicilan Motor Almarhum Ayah

 


Belum lama ini heboh di Facebook tentang curhatan bocah yang harus bekerja menjual gorengan dan jadi tukang parkir usai sekolah. Kedua pekerjaan tersebut dilakukannya untuk melunasi cicilan motor ayahnya yang sebelumnya bekerja sebagai ojek online dan kini sudah meninggal dunia.

Bocah berusia 11 tahun itu memakai akun Facebook almarhum ayahnya @Rachyantobojez untuk mencurahkan perasaannya. Dia curhat mengenai aktivitasnya kini jadi tukang parkir ke dalam grup yang berisi kumpulan para pengemudi ojek online itu. Ayahnya sebelumnya bergabung dalam grup tersebut.

"Assalamualaikum om-om dan tante gojek semua salam satu aspal. Nama saya Gilang Sabil Ramahdan, saya kerja sebagi tukang parkir, semenjak bapak saya yang kerja sebagi gojek online meninggal. Sekarang saya yang menggantikan beliau mencari nafkah buat bantu keluarga. Alhamdulillah hari ini saya sudah bayar motor bapak, minta bantu doanya ya om-om dan tante Gojek semoga saya dan keluarga sehat walafiat. Salam satu aspal ya om," tulis @Rachyantobojez di GROUP DRIVER GOJEK SE JABODETABEK!!!!

Ketika dihubungi oleh Wolipop, bocah yang bernama Gilang Sabil Ramahdan itu mengaku masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 08 Duren Sawit, Jakarta Timur. Usai sekolah online, dia biasanya langsung mencari uang untuk melunasi cicilan motor almarhum sang ayah.

"Ya kalau pagi belajar online, baru siang markir. Bukan parkir doang, sebelum parkir Gilang dan adik-adik pernah dagang gorengan keliling masuk ke kantor-kantor dan toko-toko. Alhamdulillah kalau dagang gorengan langsung habis," ungkap Gilang Kamis (26/11/2020).

Gilang menuturkan ayahnya meninggal dunia pada 3 Oktober 2020 karena serangan jantung. Setelah sang ayah meninggal, ibunya mencari sumber pendapatan lain dengan menjaga warung kopi (warkop). Sang ibu terkadang juga menjadi ojek panggilan jika ada tetangga yang minta diantar berpergian. Saat menjadi tukang ojek ini, ibunya kerap memakai suaminya yang dulu berprofesi sebagai ojek online.

Penghasilan yang didapat ibunya dengan melakukan dua pekerjaan itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan termasuk membayar cicilan motor almarhum ayahnya. Oleh karena itulah Gilang harus berjualan gorengan dan menjadi tukang parkir agar bisa mencukupi biaya cicilan motor.

Gilang mengaku dalam sehari pendapatannya tak menentu. Terkadang dia bisa mengumpulkan Rp 150 ribu dan jika sedang sepi mendapat Rp 50 ribu per hari.

"Kalau dagang gorengan karena perekonomian kelurga nggak cukup, makanya Gilang inisiatif bantu mama. Kalau parkir memang masih ada bapak Gilang juga bantu. Sekarang bapak sudah meninggal, Gilang yang pegang lapaknya," jelas Gilang yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di dekat restoran soto kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur itu.

Anak pertama dari empat orang bersaudara ini mengungkapkan cicilan motor bulan pertama almarhum sang ayah sudah lunas. Dia dan ibunya harus terus berjuang mencari uang untuk membayar cicilan motor yang tersisa 13 bulan.

Dalam kesehariannya, Gilang dan keluarganya tinggal di rumah yang dipinjamkan orang lain padanya. Kata bocah yang memiliki tiga adik ini, ada orang baik hati yang rela rumahnnya ditinggali oleh keluarganya secara gratis.

"Ada orang baik yang mengizinkan kita untuk tinggal d rumah itu. Alhamdulillah tadinya kita tinggal di emperan toko Indomaret sekarang ada orang yang baik menolong kami," tuturnya dengan ramah.

Diakhir wawancara Gilang mengungkapkan alasannya mengunggah digrup Facebook kumpulan ojek online tersebut. "Kan bapak Gilang ojek online jadi gabung grup itu. Cuma buat semangat om-om ojek online aja. Biar jangan berputus asa," tutupnya.